Kamis, 23 September 2010

Welcome to Jomblo Zone...!!!

Jomblo..??? single...??? padahal usia sudah 1/4 abad lebih...??? anda memasuki area yang tepat kawan. Welcome to Jomblo Zone...!!! Selamat datang di dunianya para Jomblo... husshh ...!!! ini bukan seruan untuk menjomblo selamanya lho... karena saya bukan feminis.

Pertama-tama perkenankan saya untuk memberikan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada para perempuan yang masih mempertahankan status jomblonya. Anda hebat kawan...!!! wedehh... jangan keburu besar kepala dulu kawan. Karena para jomblo yang saya maksud adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Perempuan dengan usia 1/4 abad lebih
2. Tidak mudah tergoda dengan rayuan para lelaki hidung belang
3. Menolak pacaran (jomblo bukan karena nggak laku lho...)

Jadi, jomblo yang saya beri penghormatan bukan sembarang jomblo. Jomblo yang punya nilai lebih. Bagi yang memenuhi syarat-syarat seperti yang saya sebutkan di atas, silakan anda berbangga diri untuk sesaat. Ingat, sesaat saja kawan. Jangan sampai kebablasan sehingga anda berjalan sambil membusungkan dada dan berkata "Saya Jomblo hebat...!!!"

Tidak mudah menemukan jomblo seperti anda kawan. Mempertahankan status jomblo karena memegang teguh idealisme. Ini bukanlah sesuatu yang mudah di tengah hiruk-pikuk liberalisme seperti saat ini. Sehingga menjadikan status jomblo, single, atau tidak mempunyai pasangan mendapatkan cibiran. Dianggap nggak laku... (emangnye dagangan...???). Maka berbondong-bondonglah mereka yang telah terkontaminasi virus liberalisme mencari pasangan bahkan menawarkan diri (naudzubillah...) hanya demi status "relationship". Setidaknya bukan single alias jomblo. Memajang foto bersama sang pacar di fesbuk merupakan kebanggaan tersendiri. Weleh... weleh... dunia ini sungguh telah terbalik. Seharusnya kalian malu. Itulah yang menyebabkan saya sangat menaruh hormat bagi para jomblo demi idealisme.

Jangan pernah lagi anda merasa rendah diri, nggak PD, dan malu dianggap perawan tua. Jangan pernah lagi mbenturin kepala ke tembok, mau loncat dari lantai 30, dan meratapi diri sendiri seakan-akan dunia mau runtuh karena sampai detik ini anda belum berganti status. Tegakkan bahumu kawan. Tataplah ke depan. Anda adalah orang hebat kawan. Bergeraklah...!!! Lakukan segala sesuatu yang bisa anda lakukan. Mumpung anda masih jomblo. Berikan yang terbaik dari diri anda. Untuk sahabat, teman, keluarga, dan tentu saja Islam. Yakinlah segala sesuatu itu akan indah pada waktunya. Dan Allah mungkin sedang mempersiapkan seseorang yang terbaik buwat anda. So... Jomblo...??? Siapa takut...???


to be continued...


NB : di saat flash tidak lagi selezat coklat...


Rabu, 22 September 2010

Ironi Pernikahan...

Sepertinya di tahun 2010 ini tidak henti-hentinya undangan pernikahan berhenti mengalir. Semenjak awal Januari sampai dengan sekarang. Selamat bagi yang melangsungkan pernikahan. Semoga pernikahannya penuh berkah dan kelak melahirkan pejuang-pejuang tangguh Islam. Amin. Namun melihat berbagai resepsi pernikahan yang dilangsungkan ada sedikit kepedihan di hati. Seperti inikah seharusnya sebuah resepsi pernikahan...??? Penuh kemewahan dan tidak memperhatikan syara'.

Mungkin bagi sebagian besar orang, pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan selayaknya hanya terjadi sekali seumur hidup. Maka sudah sepantasnyalah kalo perhelatan yang sakral ini harus digelar secara besar-besaran. Tanda syukur. Kemaren saya baru terlibat dalam sebuah perbincangan telepon dengan teman saya yang akan melangsungkan pernikahan bulan Nopember. Beliau menanyakan kepada saya salon yang bisa menyewakan gamis pengantin. terus terang saya tidak tahu. Tetapi saya bisa menemani beliau untuk meminjam ke teman2 yang mempunyai gamis pengantin. Ternyata beliau menolak dan lebih memilih mencari di butik. Di butik pasti kan mahal. Dan saya tahu ekonomi beliau. ffiuhh... ada sedikit kesal. Banyak juga cerita dari teman-teman ada yang rela pinjam di bank untuk bisa melangsungkan sebuah pernikahan. Berpuluh-puluh juta. Kenapa harus sampai meminjam bank segala...??? kenapa tidak memakai uang yang ada saja...??? Hal itu selalu berkecamuk di hati saya. Menurut saya hal itu sebuah pemaksaan. Memaksakan sesuatu yang tidak ada. Dan tentu saja sebuah pemborosan dan kemubadziran. Menikah bisa kok dengan uang secukupnya. Yang penting sah dan makan2 secara sederhana saja. Menyesuaikan dengan kondisi per-uangan lah... . Bukan malah sebaliknya, uang yang menyesuaikan pernikahan.

Belum lagi pesta yang tidak memperhatikan syara'. Campur baur... laki2-perempuan tumplek blek menjadi satu. Trus diiringi dengan musik yang gedumbrangan... ciri khas musik pernikahan. Baju pengantin wanita yang super duper ketat... harga selangit... dengan kerudung dililit mencekik leher. Waduh bagaimana ini... kemana menghilangnya dalil2 kewajiban menutup auratnya...??? seakan-akan semuanya lenyap... hanya gara-gara sebuah pernikahan. fffiuuhh... Jangan terlalu mempersulit sebuah pernikahan lah. Insya alllah pernikahan itu sederhana kalo kita mau menyederhanakannya.

Hidup itu indah kawan...

Dulu, sekitar 5 tahun yang lalu saya termasuk korban propaganda pernikahan dini. Propaganda pernikahan dini ini begitu lembut dihembuskan di kalangan para mahasiswa. Lembut ibarat angin sepoi-sepoi. Tetapi lambat laun angin yang sepoi-sepoi ini berhembus kencang dan sangat kencang. Apabila tidak bisa menahan tiupan angin yang kencang ini, bisa rubuh dalam sekejap.

Wacana penikahan dini menjadi santer di kalangan mahasiswa. Tetapi karena kampus kami melarang bagi mahasiswanya menikah ketika masih menyandang status "mahasiswa", maka pernikahan dini ini hanya sekedar menjadi wacana. Walaupun tak jarang juga ada mahasiswa yang menikah secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui pihak kampus. Sebenarnya saya kurang setuju dengan komplotan ini. Karena mereka telah menyalahi perjanjian hitam di atas putih dengan pihak kampus.

Begitulah, karena pernikahan dini hanya sekedar menjadi wacana ketika status masih mahasiswa, maka tak heran begitu lepas status itu dirinya langsung berusaha merealisasikannya. Empat jempol dah buwat mahasiswa yang masuk dalam komplotan ini. Ilmu yang terserap langsung bisa terealisasi.

Menyenangkan sekali melihatnya. Kami para mahasiswa yang baru lepas status mahasiswa mendadak menjadi orang yang sibuk menghadiri kondangan di sana-sini. Dengan duit pas-pasan tentunya. Karena kami hanya mengandalkan kucuran uang dari pemerintah yang tersendat-sendat keluarnya layaknya orang sesak napas. “Wah mbak ini sama mas anu ya… wihh… cocoknya…” …. “Aduh kok bisa kenal ya mbak itu sama mas ini…???” dengan muka mupeng sambil menebak-nebak bakalan sama siapa ya saya nantinya kalo menikah…??? Hi3… Setelah lepas status mahasiswa itulah masa yang paling mendebarkan. Deg-degan… berharap lekas-lekas berganti status.

Satu per satu kakak-kakak kelas menikah. Begitu juga dengan teman-teman seangkatan. Satu per satu melepas status lajangnya. Bahkan tak jarang adik-adik kelas mendahului. Lambat laun ada kabar “Eh… si ini sudah melahirkan lho…”… “Wah anaknya sudah dua…”. Ya… begitulah, tak terasa tahun berganti tahun… dan teman-teman satu angkatan (cewek) yang masih mempertahankan status keperawanannya (hush…) hanya tinggal bilangan jari. Dan tahukah kau kawan, saya termasuk bagian dari mereka. Hiks… hiks… hiks…

Seiring dengan berjalannya waktu, saya lebih bisa menerima mengapa sampai saat ini belum menikah. Pasti ada hikmah di balik itu semua. Walaupun terkadang timbul rasa iri. “Kenapa dia mudah banget ya mendapatkan jodohnya…???” tapi segera saya tepis rasa itu. Mungkin Allah memberi saya amanah yang lain. Amanah keluarga, dakwah, teman, dll. Menikmati teka-teki yang diberikan Allah. Sejatinya segala sesuatu itu akan indah pada waktunya kawan. Camkan itu baik-baik.