Kamis, 29 Desember 2011

My Vision Board... He3...

Tahun 2011 segera berakhir. Lebih tepatnya tinggal tiga hari saja. banyak hal terlewat di tahun 2011. Ya sudahlah... yang penting di tahun 2012 nanti lebih baik lagi. Nha... untuk itulah saya bikin papan visi. Semoga dengan adanya papan visi ini bisa tambah semangat dalam mewujudkan target. Papan visi ini masih belum sempurna. Masih ada yang belum ditempel karena kertasnya nggak cukup. Belum beli lagi... hi3... . Ditulisnya dengan bahasa Inggris yang masih acak-acakan (Kapan pinternya ya...???). ^_^

1. Menjadi Penulis Ideologis Islam
Pinginnya sih jadi penulis. Penulis apa saja. Tapi setelah mengikuti workshop kepenulisan di kampus STT PLN semuanya berubah. Saya hanya ingin menjadi penulis Ideologis. Para penulis yang hadir waktu itu adalah Ustadz Felix Y Siauw, Salman Iskandar, dan Sayf Muhammad Isa. Para penulis Ideologis yang hebat. Semua paparan yang disampaikan mereka benar-benar menghipnotis saya sehingga di kepala saya cuma ada satu keinginan yaitu menjadi penulis Ideologis Islam. (Hi3... di papan visi nulis bahasa Inggrisnya salah... )

2. Menikah dengan Ikhwan yang berideologi pada bulan Maret 2012
Maret...??? berarti sudah ada calonnya dong...??? ya pastinya sudah ada... sudah dipersiapkan sama Allah. Cuma satu kekurangannya kami belum dipertemukan. He3... intinya belum ada calon... belum ta'aruf. Lha kok Maret...??? ya nggak apa-apa kan...??? namanya juga papan visi. Paling kalau nggak pas Maretnya ya meleset sedikitlah. Makanya minta do'anya... semoga dipermudah.... . Amin...

3. Pergi ke Jepang
Kalau yang satu ini impianku yang entah kapan terwujudnya. Nggak tau bagaimana caranya agar saya bisa ke sana. Pinginnya sih gratisan. Tapi bagaimana...??? Memang ada hadiah lomba jalan-jalan ke Jepang...??? he3... . Kenapa Jepang...??? Yah karena di kepala saya banyak termasuki kartun dan film Jepang. Jadi Jepanglah negara yang ingin saya kunjungi bukan negara lainnya.

Nha itu dia papan visi saya... semoga terwujud... amin...





Jumat, 16 Desember 2011

Guru Bahasa Indonesia "Dadakan"...

Aduhh... nggak lagi-lagi deh aku terjebak dalam situasi kayak begitu. Bayangkan teman... aku yang notabene bukan guru sekolah dengan tiba-tiba ditodong mengajar Bahasa Indonesia. Jadwal sebenarnya sih Bahasa Inggris kelas 9 SMP. Yah... paling membahas soal-soal secara mereka sedang menghadapi ujian semester di sekolah. Ternyata...


"Miss ngajar Bahasa Indonesia ya... Mereka besok ujian Bahasa Indonesia di sekolah...", Kata Mr. Frendy.

"Bukunya...??? Apa saja yang harus dibahas...???", Tanyaku.

"Pakai buku sekolah mereka saja. Trus dibikin tanya jawab.", Jelas Beliau.


Dengan terpaksa aku masuk ke kelas yang berisi gabungan anak kelas 8 dan 9 SMP. Aku tanya buku sekolahnya mana eh ternyata tak ada satupun dari mereka yang membawa buku pelajaran sekolah. Di modul Bimbel jelas tidak ada karena pelajaran Bahasa Indonesia tidak termasuk yang diajarkan di Bimbel ini. Waduh... mau dibikin kayak gimana pelajaran Bahasa Indonesianya. Mikir... muter otak... cling...


Akhirnya aku menyuruh mereka membuat kalimat dengan kata-kata yang sengaja aku buat susah. Nggak susah sih sebenarnya kan mereka sudah tingkat SMP. Kata-kata itu diantaranya takluk, fatamorgana, rehabilitasi, dan pesimis. Plus aku minta mereka membuat tulisan tentang impian terbesar yang mereka miliki. Dari enam anak yang bisa dengan sempurna mengerjakan dan benar kalimatnya cuma satu orang. Anak laki-laki dari kelas 8 SMP. Plok... plok... plok... salut... Memang anak ini yang paling terlihat serius belajar dibandingkan yang lain. Trus yang lain...???


"Miss... besok itu soalnya pilihan ganda bukan essai... nggak akan keluar soalnya Miss itu...", Kata salah satu anak

"Iya Miss... bikin kek soal pilihan ganda..."

"Miss di sekolah itu pelajarannya bukan kayak gitu... materinya cerpen, puisi, pokoknya gitulah..."

"Ok... sekarang mana buku pelajaran sekolah kalian...??? kalian nggak bawa kan...??? Pelajaran Bahasa Indonesia itu pelajaran praktek. Praktek menulis, berkomunikasi, dan berbicara di depan umum. Dari membuat kalimat sederhana itu kalian bisa belajar kalimat baku dan tak baku, kalimat transitif dan intransitif. Coba deh dikerjakan dulu. Bukankah sejak pertama kali kalian belajar Bahasa Indonesia di SD sudah diajari membuat kalimat...???", Jelasku panjang lebar

"Yah... Miss... tau gitu mending belajar IPA deh...", Jawab salah satu anak-anak.

"Hi3... emang dikiranya enak belajar Bahasa Indonesia...???", Batinku.

"Oiya tau nggak soal-soal pilihan ganda itu telah membuat kalian menjadi manusia instan. Nggak mau mikir lama. kalau lagi beruntung tinggal tengok kanan-kiri sudah bisa terisi lembar jawabannya. Berbeda dengan soal-soal essai. Membutuhkan proses berpikir. Dan dari jawaban yang tertulis itu nampak sudah sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.", Jelasku lagi.


Fffiuhh... dalam hati menyayangkan sistem pendidikan di negeri ini. Semuanya serba instan. Efeknya anak SMP begitu diminta untuk membuat kalimat saja bingungnya setengah mati. Mau dikemanakan nasib mereka sebagai penerus bangsa.


"Miss belum selesai.... gimana nih...???"


Ya... cuma membuat 4 kalimat saja butuh waktu 1,5 jam. Bagaimana bisa menulis karangan...??? seharusnya hal ini bisa menjadi koreksi bagi para petinggi Diknas untuk memperbaiki sistem pendidikan di negeri ini.


Fffiuhhh... selesai sudah tugas mengajar Bahasa Indonesia...


Cengkareng, 15/12/2011

Kamis, 01 Desember 2011

Pengen Resign... Part 2

Mendekati penghujung akhir tahun 2011 keinginan saya untuk resign bergejolak lagi. Keinginan itu meletup-letup seperti gunung merapi yang mau memuntahkan laharnya. Semakin hari saya merasa jiwa saya tidak sepenuhnya berada di kantor tempat kerja saya. Bawaannya setiap hari males dan capek. Sama sekali tidak ada semangat baru. Fffiuuhhh...

Saya ingin ketika bekerja itu enjoy dan setiap hari senantiasa ada semangat baru. Dan ini tidak saya dapatkan ketika saya bekerja di kantor. Saya ingin sekali berani melangkahkan kaki keluar. Dan menghadapi segala resiko yang pastinya sangat berat. Tapi untuk saat ini saya masih ragu-ragu. Saya butuh dukungan dari orang-orang di sekitar saya. Saya mengharapkan kata " Ya Ndru silakan keluar kalau memang itu keinginanmu... yakinlah Allah akan menolongmu... ". Haduuhhh... pasti saya akan keluar dengan hati mantap. Saya tidak butuh uang tapi hanya butuh dukungan. Walaupun sebenarnya dari segi finansial ini yang juga membuat saya ragu. Apakah saya bisa menggantungkan hidup selain dari pekerjaan ini...??? secara saya adalah anak perantauan. Hwaaa... sedihnya hidup di era kapitalisme kayak gini. Apa-apa standarnya materi/uang.

Sempat membicarakan masalah ini dengan keluarga dan masih terdengar nada keberatan. Walaupun akhirnya kata "terserah..." yang saya dapatkan. Tapi belum ada keikhlasan di sana. Pengen banget bisa membuktikan bahwa saya bisa lho mendapatkan penghasilan dari pekerjaan lain. Ya... walaupun gajinya tentu jauh bila dibandingkan dengan pekerjaan saya di kantor. Ah saya tidak peduli dengan jumlah gaji. Yang penting cukup untuk bayar kos dan makan. " Ndri sebenarnya yang membuatmu belum berani keluar kerja ya dari dirimu sendiri. Dirimu sendiri itu masih ragu-ragu. Cobalah untuk berani melangkah....", Kata salah satu teman saya. Ffiuhhh... memang benar kata teman saya itu.

Ya Allah berikan jalan yang terbaik untuk hambamu ini dan berikanlah kemantapan hati untuk melangkah...

Rabu, 30 November 2011

Yang Sudah Dilakukan di Tahun 2011...

Fffiuhh... sebentar lagi tahun 2011 sudah mau berakhir. Target-target yang pengen dilakukan di tahun 2011 banyak yang terlewat. Salah sendiri sih terlalu banyak yang ditoleransi. He3... Setidaknya ada beberapa yang sudah dilakukan. Tuh kan mencari pembenaran lagi.

Ini nih beberapa hal yang sudah saya lakukan di tahun 2011 :
- Les Bahasa Inggris di LIA
Dari dulu pengen banget les bahasa Inggris di LIA. Udah kayak orang ngidam. Setelah diitung-itung dan dipertimbangkan untung ruginya akhirnya diputuskan untuk les di LIA mengambil kelas Conversation. Pas tes penempatan kok ya masuknya cuma level I. Lha gimana nggak masuk level I ngerjain tesnya aja sampai ketiduran. He3...

- Akhirnya namaku tercantum di buku. Walaupun buku keroyokan. Horeee...
Pengen banget bisa nulis. Banyak akun penulis di facebook yang aku add. Pedekate ceritanya. Alhamdulillah dari situ ada beberapa link lomba yang bisa saya ikuti. Walaupun nggak semuanya menang tapi ada 2 lomba yang nyangkut. Yang pertama buku Serba-serbi UN dan satunya kisahku ketika mengajar. Oia saya juga seneng banget bisa nemu facebook Griya Kinoysan. Dari situ ada 2 buku saya yang sudah ngantri untuk diterbitkan. Yang satu buku antologi dan satunya lagi buku Solo.

- Buku Solo.... horee... (*masih ngantri sihh... tapi sudah dapet lampu hijau...)
Benar-benar berterimakasih ke Mbak Ari dan Griya Kinoysannya yang telah membimbing dan memotivasi untuk terus bisa menulis.

- Mengajar di Bimbel...
Setelah memasukkan lamaran ke beberapa Bimbel, akhirnya ada satu bimbel yang mau menerima saya. Alhamdulillah... walaupun cuma freelance dengan gaji sekuprit. Tapi setidaknya dari situ saya bisa belajar banyak hal.

- Belajar Bahasa Arab...
Walaupun nggak rutin. Karena di hari Ahad sudah banyak aktivitas yang dilakukan. Sedikit-sedikit yang penting ada upaya kan... (*ngeles lagi...).

Hmmm... apalagi ya...??? kayaknya cuma itu yang sudah dilakukan di Tahun 2011. Selanjutnya berpikir lagi apa yang akan menjadi target di Tahun 2012 nanti. Yang jelas amanah lebih berat sudah terbentang di depan mata menyambut tahun 2012 nanti. Justru tantangan dan amanh yang berat itulah yang akan semakin mendewasakan kita. Betul kan...???

Rabu, 07 September 2011

Get Ur Dreams...!!!

Bermimpi adalah hak setiap orang. Mimpi bukan hanya milik orang kaya... orang yang tampan... cantik... atau pandai... melainkan milik semua orang. Bahkan cacat sekalipun. Masih inget Stephen Hawking...??? walaupun dia tidak mampu menyangga kepalanya tetapi dia jenius dalam ilmu pengetahuan... atau si Thomas Alfa Edison yang berhasil menemukan lampu pijar walaupun pas SD dulu diusir dari sekolahnya...


Nha... kita, yang nota bene generasi penerus bangsa, harus punya mimpi... sesuatu yang besar tentunya... bahkan yang mustahil sekalipun. JK Rowling... dia dulu dianggap gila karena tulisan-tulisannya yang aneh alias tidak wajar... sekarang... siapa sih yang g tau Harry Potter...??? Karya JK Rowling yang berhasil membuatnya menjadi kaya...atau.. Robert Stevenson... seorang insinyur yunior di Skotlandia... setelah bertahun-tahun berjuang akhirnya berhasil membangun menara mercusuar di atas karang... walaupun sebelumnya sempat ditentang majelis mercusuar di Skotlandia karena menganggap idenya itu mustahil...


Jika teman-teman punya mimpi... jangan hanya di angan-angan... tuliskan mimpi itu... misalnya dicatat dalam sebuah buku... sebut saja " Buku Mimpi "... he3... Dalam buku itu tuliskan semua yang menjadi impian teman-teman... misalnya... 5 Nopember 2012 artikel saya sudah terpampang di koran-koran dan majalah-majalah... atau... 5 Nopember 2012 saya sudah menerbitkan sebuah buku... jangan ragu-ragu untuk menulis mimpi-mimpimu... trus... setting ur dreams... tuliskan langkah-langkah yang harus kamu lakukan untuk meraih mimpi-mimpimu itu... sebaiknya terperinci... dan yang penting teman-teman harus mempunyai komitmen untuk terus meraih meraih impian-impian itu... abaikan semua perkataan orang yang meremehkanmu...abaikan juga kelemahan yang ada pada dirimu... misalnya... " aku kan cuman lulusan SMA "... atau.. aku kan g pandai... " ... aku kan miskin... "... aku kan... dan aku kan lagi... itu semua adalah keyakinan2 palsu...!!! abaikan itu semua... karena itu semua akan menghambat langkahmu untuk meraih impian2mu... tataplah ke depan... teruslah bermimpi... dan berusaha untuk meraihnya...


Gimana teman-teman...??? masih takut bermimpi...??? So... Get Ur Dreams...!!! Jangan takut bermimpi....!!!

Pengen Resign...

Nggak kerasa sudah hampir lima tahun saya bekerja. Bekerja di sebuah kantor pemerintahan dengan golongan paling rendah. Tercatat tiga orang dengan golongan paling rendah di kantor. Saya termasuk di dalamnya... he3... . Gimana nggak paling rendah lha wong nggak nglanjutin kuliah. Lha yang lulus D3 kemaren...??? itu kuliah nggak resmi alias ilegal alias nggak ijin atasan. Bengal kan...??? sengaja biar pangkat golongannya nggak naik-naik. Toh saya tidak berambisi untuk menjadi pegawai dengan jabatan tertentu. Lebih tepatnya saya menjalani pekerjaan ini karena punya hutang dengan pemerintah yang telah sudi menyekolahkan saya selama satu tahun di sebuah sekolah tinggi kedinasan. Dan hutang saya telah lunas lho... ijazah yang ditahan selama ikatan dinas sudah saya pegang... horeee.... (*padahal cuma d1... he3...)


Saya merasa kok tidak sreg kerja di kantor. Dengan jam kerja yang panjang saya merasa diperbudak waktu. Nggak bersyukur...??? saya sangat bersyukur telah diberi kesempatan untuk bekerja. Dengan bekerja saya bisa membantu keluarga dan bisa survive hidup di perantauan. Tapi jujur saya tidak enjoy dengan pekerjaan ini. Saya sangat menginginkan pekerjaan yang waktunya bisa fleksibel. Saya merasa sehari-hari hanya disibukkan dengan kepentingan dunia. Dari jam 07.30 sampai dengan jam 17.00. Psssttt... saya juga tipe orang yang nggak suka dengan prosedur yang ribet.


Pengen banget resign. Tapi saya nggak bisa sembrono dengan tiba-tiba mengundurkan diri. Saya harus mempersiapkan pekerjaan pengganti sehingga keluarga tidak terlalu kecewa dengan pengunduran diri saya. Saya memutuskan les bahasa. Dengan harapan pada nantinya saya bisa mengajar bahasa. Kenapa mengajar...??? karena mengajar lebih fleksibel waktunya. Entah kapan saya bisa resign. Sekarang saya harus mempersiapkan segalanya dan yang terpenting komunikasi dengan Ibu selaku single parent. Meyakinkan insya allah saya bisa mendapatkan rizki lain nggak hanya dari pekerjaan saya selama ini. Amin.... semoga keinginan saya bisa tercapai.


Mengejar dosen...

Mengenang memori dikit ahhh masa-masa penyusunan TA... salah satunya bagaimana susahnya mendapatkan tanda tangan dosen penguji... cekidot yuukk...


Tanggal 17 Februari lalu merupakan hari yang sangat melelahkan. Memangnya ada apa...? Gimana nggak capek lha wong keliling Jakarta. Jakarta Barat - Jakarta Selatan - Jakarta Timur - Jakarta Barat. Fffiuuhhh... sendirian... mana di tengah-tengah teriknya matahari lagi... di Jakarta pula. Cuma bisa ngurut dada plus terus menyuntikkan kata sabar... sabar ndru...


Ceritanya saya harus mengejar dosen (Bukan mengejar mas-mas... hi3...) untuk menandatangani revisi Tugas Akhir saya. Tinggal dosen tersebut saja yang belum menandatangani. Beliau dosen penguji 2 ketika sidang waktu itu. Masih sangat muda (jangan2 tua-an saya lagi...) sehingga saya memanggilnya dengan mbak ketika sidang (nglunjak banget ya... masa' bu dosen dipanggil mbak...). Sehari sebelumnya saya sudah sms ke beliau bahwa saya mau bertemu untuk revisi TA. Beliau menyanggupi untuk janjian jam 12 di daerah Warung Jati - Jakarta Selatan. Saya segera mengiyakan. Dan bela-belain nggak kerja hari itu demi mengejar tanda tangan bu dosen ini.


Dengan semangat 45 berangkatlah saya ke Warung Jati dengan naik busway. Busway melaju lancar tanpa ada hambatan. Sekitar 2 jam perjalanan (gitu kok lancar...). Setelah nyampe kampus dengan pede tanya keberadaan bu dosen ke pihak administrasi kampus. " Bu A jadwalnya sore mbak... ", Kata pihak Administrasi. "Tapi saya udah janjian kok mbak...", Jawabku. Saya putuskan untuk sms bu dosen. Tahukah saudara-saudara apa jawaban beliau.... "Saya lagi di Kampus yang di Dewi Sartika...". Lemas kaki saya demi membaca sms beliau. ffffiuuhhh... FYI, saya membawa beban berat (1 tas ransel yang berisi laptop ukuran 14 inch dan beberapa buku plus tas jinjing berisi TA lama dan TA revisi). Dalam hati pengen teriak.... aduhhh kenapa nggak ngasih tau saya... coba kalau tadi saya nggak sms beliau... bisa sampe lumutan nunggu. Alhamdulillah kemaren saya masih bisa mengendalikan emosi. Dengan berlapang dada sayapun sms beliau. "Ya sudah bu saya ke Dewi Sartika...".


Show must go on... lanjut... nanggung... tinggal selangkah lagi... saya memutuskan untuk tetap menemui beliau. Sampai ke ujung duniapun akan saya kejar bu... . Padahal saya nggak tau dari Warung Jati ke Dewi Sartika harus naik bus apa. Untungnya (udah apes masih bilang untung...) saya pernah kos di daerah mampang. Jadi agak taulah daerah Jakarta Selatan. Ingatan saya tertumbuk pada Kopaja 20 jurusan Lebak Bulus - Senen yang melewati depan kampus. Pikirku saya bisa naik Kopaja ini lalu turun di Indonesia Power trus naik bus yang ke arah Cawang turun di Cawang atas dilanjutkan lagi dengan naik mikrolet ke arah Dewi Sartika. Sipp.. . Yahh... manusia hanya bisa berencana. Sudah sekitar 15 menitan nunggu kok bus yang ke arah Cawang nggak ada yang kelihatan batang hidungnya... biasanya kan banyak. Yang ke arah Pancoran aja yang lewat bisa dihitung dengan jari. Tanya Ibu-ibu di halte katanya ada tapi jarang. Tungguin aja deh... udah terlanjur... (setia banget ya...). Tepok jidat... lupa... kan bus arah Cawang sudah tidak beroperasi lagi... diganti busway. Akhirnya naik busway. Baru kali ini naik busway jurusan Cawang. Turunlah saya di Halte Cawang BNN. Tanya lagi ke bapak-bapak di halte busway kalau mau ke dewi Sartika naik apa. Dan saya diarahkan untuk naik mikrolet 19. "Cuman bayar 2000 mbak...". Oke deh bapak... makasih... . Fffiuuhhh... nyampe juga saya di Dewi Sartika. Cuman 10 menitan saya disana. Cuman minta tanda tangan... basa-basi sebentar... pamitan. Nggak ada acara marah-marah ke bu dosen. nanti malah dipersulit lagi revisi TA saya. Dan... Makasih bu... . Sejengkel apapun ya tetap kata itu yang keluar dari mulut saya.


Perjalanan pulang ditempuh dengan naik mikrolet ke arah PGC (kenapa saya g langsung ke halte busway UKI ya... hadehhh...). Naik busway yang ke arah Juanda trus transit lagi dilanjutkan yang ke arah Kalideres. Alhamdulillah... nyampe Cengkareng jam 5. Pundak dan kaki udah kayak mau patah. lha wong bawa beban berat plus jalan jauh lagi. Alhamdulillah... saya masih diberi kekuatan untuk melakukan ini semua.

Rabu, 08 Juni 2011

Kumpul Guru Jadi Guru (Inspiring Teacher)


alhamdulillah... pengalaman mengajarku yang cuma sebentar (nggak nyampe setahun... nekad pula) bisa nyelip di buku inspiring teacher... semoga buku ini bisa mengispirasi para guru... buruan pesan sekarang.... hanya di www.leutikaprio.com

Judul : INSPIRING TEACHER; Kumpul Guru Jadi Guru

Penulis: Sismanto, dkk.

ISBN : 978-602-8597-88-3

Terbit : Juni 2011

Tebal : 237 halaman

Harga : Rp. 47.700,00

Deskripsi:

Bila ada anggapan orang guru selalu dikaitkan dengan istilah “Oemar bakrie”, bersepeda ontel, masa depan suram, dan berpendapatan kecil, itu dulu. Sekarang, guru Indonesia saat ini adalah orang-orang yang bekerja secara profesional yang pengabdiannya sangat diharapkan, memiliki dedikasi yang tinggi, serta komitmen yang kuat didukung oleh kejujuran, membawa sekolah pada jalur persaingan di antara sekolah-sekolah. Guru-guru yang ada di sekolah tersebut merupakan guru yang siap berjuang demi pendidikan bukan hanya semata-mata untuk mencari gaji saja, melainkan memiliki jiwa pengabdian.

Di beberapa tempat sebagaimana dituliskan oleh beberapa penulis (kontributor), ada pula guru yang nampaknya masih belum memiliki kebebasan berpendapat, berada jauh di pedalaman, dan yang lebih parah lagi adalah masih banyak guru Indonesia yang belum memiliki kebebasan finansial dalam menjalan tugas dan profesinya sebagai guru dan pendidik.

Untuk itu, saya sampaikan selamat kepada para guru pembelajar; Aina Al-Azmi, D. Dudu Abdul Rahman, Dwi Dessy Pratiwi, Eka Dirnawati, Endah Wulandari, Erni Nuraeni, Ernofalina, Erny Ratnawati, Fiyan Arjun, Hesti Daisy, Hilal Ahmad, Imam Syafii, Inge Inggrid, Inggar Saputra, Katrin Pepita, Muhammad Irfan Abdul Aziz, Lasmi Widiatutik, Mintarti, Nanok Triyono, Niken Larasati, Nur Fatimah Sari, Nurik Khikmawati, Oci Yonita Marhari, Prilliani Rukmiyanti, Puri Tosana, Rosidah, Rif’an al Hasani, Sabil Ananda, Sri Indrianti, Subhan, Syaira Az-zirnikh, Syauqie Hikaritokusaikizoku, Tiya Radam, Tsuraya Widuri, Wahyuti, dan Yurmawita Adismal.

Endors:

Setiap manusia adalah guru, guru bagi dirinya sendiri, guru bagi orang lain, guru di sekolah, guru di tempat kursus dan guru di mana pun. Karena mengajar adalah kebutuhan manusia untuk berbagi. Membaca kisah-kisah inspiratif ini semakin memberikan saya semangat untuk terus berbagi ilmu. Kisah penuh makna, diiringi canda, tawa, semangat dan kekuatan besar yang membangkitkan gairah mengajar. Jadilah guru dan berbagi ilmu.(Achi TM, Founder Rumah Pena, Penulis, Anak seorang guru)

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order, all!!Telah terbit di LeutikaPrio!!!

Selasa, 10 Mei 2011

Serba-serbi Ujian Nasional



Ini buku antologi pertamaku... alhamdulillah...

Judul : Serba Serbi Ujian Nasional
Penulis : Tri Lego Indah, dkk
Tebal : xxiiii + 296 hlmn
Harga : Rp 60.100,-
Sinopsis:

Buku ini memotret beragam realitas yang terjadi tentang ujian nasional. Beragam kisah disuguhkan dengan penuh warna oleh ke-45 penulisnya. Kisah yang membuat kita kembali memutar kenangan lama masa-masa ujian nasional. Tak hanya bernostalgia, buku ini menjadi “pembuka” rasa yang selama ini terpendam dengan berbagai serba-serbi yang mewarnai hajat 1 tahun sekali dunia pendidikan berwujud ujian nasional.

“Buku ini hadir di tengah jenuh dan jengahnya masyarakat, utamanya siswa menghadapi monster tahunan yang bernama UN. Dengan semangat “lebih baik menyalakan lilin ketimbang memaki kegelapan”, buku ini tampil menjadi lentera di tengah keburaman dunia pendidikan wabil khusus pelaksanaan UN yang seakan berganti menjadi Ujian Nasib. Semoga para pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini membaca karya yang amat memesona ini. Saya pribadi mengucapkan selamat! Percayalah, meski lirih, namun setidaknya sudah dikatakan.”
(Bramma Aji Putra – penulis opini di berbagai surat kabar nasional)

“Ini adalah sebuah buku yang berisi pengalaman penulis-penulisnya yang ditulis kembali dengan tujuan menularkan inspirasi positif kepada pembaca. Menghibur dan sekaligus membuka kenangan lama kita tentang perjuangan untuk lulus UN.”
(Akhi Dirman Al Amin – novelis, mewakili novelis muda Indonesia di MASTERA/Majelis Sastra Asia Tenggara, penerima 20 Penghargaan Tingkat Nasional)

“Buku ini memotret realitas UN yang sering kali pemerintah menutup mata. Sebuah buku yang kritis, edukatif, dan menggugah, disajikan secara apik dalam buku ini. Siapa pun Anda wajib memiliki buku ini.”
(Inggar Saputra – mahasiswa UNJ, aktivis pendidikan)

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Ayo pesan sekarang juga...

Kamis, 21 April 2011

R.A. Kartini dan Salah kaprah Emansipasi

Siapa yang tidak tahu RA Kartini…??? Sudah pasti semuanya mengenal R.A. Kartini. Pejuang emansipasi wanita pada masanya. Beliau dengan gigih memperjuangkan kesetaraan hak antara wanita dengan laki-laki terutama dalam hal pendidikan. Karena pada saat itu kaum wanita tidak mendapatkan hak yang layak dalam memperoleh pendidikan. Pendidikan setinggi-tingginya hanya khusus untuk kaum laki-laki. Kegeraman beliau akan hal ini tertuang dalam buku Habis Gelap terbitlah Terang. Karena perjuangan beliau inilah tanggal kelahiran R.A. Kartini diperingati sebagai hari Kartini. Tonggak awal emansipasi wanita atas kaum laki-laki.


Sayangnya perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita dijadikan senjata ampuh oleh kelompok feminis. Kelompok yang berjuang untuk kesetaraan gender wanita atas kaum laki-laki. Lalu dimana letak kesalahan dalam perjuangan mereka…??? Bukannya sama saja dengan perjuangan R.A. Kartini yaitu memperjuangkan hak-hak kaum wanita…??? Tentu saja berbeda. Perjuangan kelompok feminis sudah kebablasan. Sudah salah kaprah. Mereka benar-benar ingin menyamakan hak kaum wanita dengan kaum laki-laki bahkan kalau bisa di atas kaum laki-laki. Padahal menurut kodratnya tentu saja berbeda antara kaum laki-laki dengan kaum wanita.


Sebagai contoh dalam hal bekerja. Kaum feminis mendorong para wanita untuk bekerja dan mengejar karir. Bahkan kalau bisa menempati posisi tertinggi melebihi posisi laki-laki. Karena mereka menganggap bahwa pekerjaan rumah tangga dapat menghilangkan kesempatan untuk berkreatifitas dan mengungkung kaum wanita. “Mari kita tinggalkan pekerjaan rumah tangga, karena semua itu telah mengungkung kita untuk berkarier dan menghilangkan kesempatan kita untuk berkreatifitas. Bergulat dengan sumur, kasur dan dapur, hanyalah konstruksi patriarkhi yang dipaksakan bagi kaum wanita, yang kemudian berubah menjadi common truth untuk menindas kaum wanita.” Lambat laun mereka mengalihkan fungsi utama seorang Ibu sebagai Ibu rumah tangga. Padahal kalau kita menilik, Fungsi Ibu sebagai Ibu rumah tangga adalah wajib sedangkan hukum bekerja adalah mubah bagi seorang wanita. Untuk hal prinsip seperti ini saja ide mereka sudah bertentangan dengan Islam.


Yang paling salah kaprah adalah seorang pejuang feminis wanita di Amerika memimpin sholat Jum’at. Atau contoh lainnya kaum feminis selalu berada di garda terdepan dalam penolakan terhadap RUU pornografi. Mereka menganggap Menutup aurat bagi wanita hanyalah mengungkung kebebasan kaum wanita. Kalau semua yang mereka inginkan adalah kebebasan terhadap kaum wanita, lalu dimana letak hukum-hukum syari’at…???


Begitulah segelintir contoh perjuangan kaum feminis yang salah kaprah. Jangan sampai kita kaum wanita mengikuti arus pemikiran feminis dengan terus mengejar karier demi kedudukan dan materi tetapi mengabaikan fungsi utama sebagai ibu rumah tangga. Islam itu adil. Itulah kenapa kewajiban mencari nafkah ada di pundak laki-laki. Sedangkan kaum wanita memiliki tugas yang sama beratnya yaitu mencetak generasi pemimpin yang akan menegakkan Islam sebagai sistem dalam kehidupan.



NB : mbuhlah sepertinya tulisannya kok ngawur ya alurnya... monggo dikritik... ^_^... maklum dalam tahap pembelajaran...

Senin, 28 Maret 2011

Mengajar yang Mau diajar... (*Guru Nekad...)

Profesi pengajar merupakan salah satu profesi yang saya kagumi... dambakan... pokoknya pengen banget yang namanya mengajar. Keinginan mengajar itu justru muncul pas saya sudah kerja. Apalagi akhir-akhir ini... ketika saya sudah lulus kuliah... keinginan untuk mengajar sangatlah kuat. Pengen kalau malam disambi mengajar privat tapi kok ya masih banyak kesibukan lain yang harus dilakukan di malam hari (*sok sibuk... hi3...). Pengen menjajal kemampuan mengajar di sebuah bimbel tapi kok ya masih dipikir-pikir ulang. hadehhh...

Padahal pas saya masih kecil (*masih imut-imut...) tidak ada sama sekali keinginan dari diri saya untuk menjadi seorang pengajar. Kalau saya sedari kecil sudah pengen menjadi pengajar tentulah saya dengan mantap akan memilih kuliah di fakultas Keguruan. Nyatanya kan tidak. Karena memang saya tidak mau menjadi seorang pengajar. Alasannya simpel tidak mau ikut-ikutan bu'e yang nota bene seorang guru SD. Makanya dulu ketika ditanya apa cita-citanya saya bingung. tidak seperti anak-anak yang lain yang dengan cepat menjawab "guru...", "dokter...", "polisi...", dsb. Saya bingung. Karena saat itu saya ingin menjadi ahli pertanian. Bahkan pas masuk SMU saya sudah mengincar IPB berharap mendapatkan PMDK di sana. Yang lucu pas diminta mengumpulkan gambar yang terkait dengan cita-cita saya malah mengumpulkan gambar sawah. Maksudnya saya kelak ingin menjadi Menteri Pertanian. He3...

Waktu terus berlalu. Ternyata saya kuliah di jurusan Teknik (*jurusan yang sama-sekali tidak saya mengerti...). Pertama kali merantau di kota metropolitan kedua. Kejamnya mirip2 ibukota negara. Aduhh... ternyata biaya kuliah dan biaya hidup di perantauan sangat mahal. Atas saran seorang teman, saya disarankan mengajar privat. Saya yang waktu itu polos nggak tau bagaimana caranya kita bisa mendapatkan murid. Saya diminta menghubungi bimbel2 yang sedang membuka lowongan pengajar. Cari informasinya di koran Sabtu biasanya banyak info lowongan pekerjaan. Mulailah saya memelototi edisi koran Sabtu. Beberapa bimbel saya hubungi dan jawabannya datar-datar saja. fffiuhhh... Kebanyakan mereka mencari pengajar Fisika. Untuk urusan pelajaran yang satu ini saya angkat tangan. Menyerah... . Tiga tahun belajar Fisika tidak ada yang nyangkut di kepala.

Atas kehendak Allah, mendaratlah saya di ibukota negara. tepatnya di Jurangmangu. tentu hidup di ibukota lebih kejam. Keinginan saya untuk mencari tambahan uang dengan mengajar masih bulat. jadi saya mengajar itu bukan karena saya pinter... tapi karena nekad... kepepet... . Lumayan uangnya bisa buat beli buku. Berbekal kenekadan inilah saya mendaftar di bimbel kampus. Selang tak berapa lama saya sudah bisa mempraktekkan ilmu nekad saya. Waktu itu saya diamanahi mengajar Matematika SD di sebuah cluster. Mewah bo... bahkan anak yang saya ajar ini cas-cis-cus ngomong bahasa Inggris sama anggota keluarga yang lain. Saya ya cuma bengong... alhamdulillah kalau Matematika SD waktu itu masih bisa teratasi.

Pasien kedua (*emangnye dokter...) adalah anak Bapak kos. Si anak ini kelas 3 SMP. Sedang mempersiapkan untuk UAN. Waduhh... lebih berat ini resikonya. Bagaimana coba kalau nilai UAN anaknya jeblok... jelek... tidak ada SMU negeri yang bisa menerima. Tapi karena saya juga butuh... akhirnya saya terima tawaran bapak kos. Yang saya pikirkan waktu itu pokoknya kalau saya tidak bisa saya akan bertanya sama teman-teman sekelas. Kan mereka pinter-pinter. Benarlah... terkadang ada beberapa soal yang saya tidak bisa dan saya akan berkata ." Dik besok ya saya selesaiin soal ini..". Paginya saya akan sibuk bertanya kesana-kemari tentang soal matematika. Hi3... dasar guru nekad.

alhamdulillah nilai UAN anak bapak kos tidak terlalu jelek... pun tidak terlalu bagus... he3...(*gurunya modal nekad doang...) diterima di SMU Negeri. Karena si anak sudah lulus SMP dan sayapun sudah lulus kuliah (*maklum... cuman setahun...) maka berakhirlah masa jabatan saya menjadi seorang pengajar.

Terkadang rindu dengan suasana itu. Masa-masa dimana saya bisa berbagi ilmu dan membuat saya mengingat kembali pelajaran2 yang telah silam. Ingin sekali mengulangnya. Hayoo... siapa ni yang mau menjadi pasien selanjutnya... (*lagi ngincer bocah2 yang mau saya jadikan korban berikutnya... korban kenekadan... hi3...)

Senin, 21 Maret 2011

Kuliah Nekad VS Laptop Gratis...

“Ndru kuliah yukkk...”, Ajak salah seorang teman ngaji.

“Yukkk...”

Dipikir-pikir nggak ada salahnya kuliah. Kerja dari jam 07.30 sampai dengan jam 17.00. Selebihnya di kosan paling-paling nonton TV, baca, nglamun, bengong, ya sudah itu-itu saja. Kok kayaknya hidup menjenuhkan banget. Nggak ada tantangan. Takutnya ini akal bisa tumpul kalau kayak gini terus. Ngaji...??? iya sih ngaji mah rutin setiap weekend. Tapi dari Senin sampai Jumat...??? bisa-bisa kesambet kalau kebanyakan bengong di kamar. Hiii... seremmm.... . Makanya pas ada yang ngajakin kuliah ya ayuk saja. Masalahnya jangan kuliah yang mahal-mahal ya... bisa-bisa mendadak kena Kanker kalau kuliah yang biayanya selangit.

Terpilihlah kampus A. Murah euyy... . Dekat lagi lokasinya... jalan juga nyampe. Berbunga-bungalah hati ini. Terlebih di brosurnya tertulis “Gratis 20 Laptop... xx PC... xx Flashdisk... xx Backpack... “. Wih... keren banget ya ni kampus. Sudahlah murah... gratis laptop lagi. Semakin semangatlah diri saya ini untuk kuliah di kampus ini. Laptop. Ya benda canggih satu ini selalu memenuhi isi kepala. Rajin menyambangi alam mimpi pula. Pingin banget beli laptop. Tapi ya itu duit nggak terkumpul-kumpul. Giliran udah terkumpul eh ada saja kebutuhan mendadak yang memerlukan uang nggak sedikit. Fffiuhh... . Memang belum rejeki kayaknya.

Iklan kampus itu begitu menggiurkan. Ibarat istilah “Sambil menyelam minum air”. Dapet ilmu plus dapet laptop. Apa salahnya untuk mencoba...??? Laptop seakan-akan sudah di depan mata. Tinggal meraihnya saja (Padahal kuliah saja belum. Gimana bisa dapet laptop...) . Nggak perlu nunggu suami dulu. Kelamaan... belum jelas kapan menikahnya juga. Lho... lho... apa hubungannya laptop... suami ... pernikahan...???? Hi3... jadi begini ceritanya.... Laptop itu obsesi saya. Tapi mikir-mikir dulu kalau mau ngeluarin duit buat beli laptop. Pinginnya sih dapet laptop yang gretongan alias gratis (*dasar pelittt...). Makanya saya pingin banget nanti kalau menikah maharnya laptop. ‘Saya terima nikahnya Ndru binti Chairul dengan mahar laptop seharga 8 jeti dan seperangkat alat sholat dibayar tunai...”

Xixixixixi.... ya begitulah pernikahan yang saya inginkan, mahar berupa laptop. “Dasar cewek matre... Kasian tau calon suamimu kalau maharnya harus laptop...”, Tegur salah seorang teman. Yahh... namanya juga keinginan. Terkabul ya syukur... kalau nggak terkabul ya sudah... perlu dikoreksi lagi upaya yang telah kita lakukan. Kesal juga pas nonton TV si Nirina ternyata maharnya laptop. Wah dia nyontek ide saya tuh... hi3... memangnya Nirina kenal saya... .

Begitulah... akhirnya peburuan laptop gratispun dimulai. Pokoknya saya amat sangat begitu antusias kuliah. Walaupun di jurusan yang saya tidak mengerti sama sekali. Maklum saya termasuk segelintir orang di negeri ini yang amat sangat gaptek. Absen kuliah sedikit yang bolong. Ya... saya dengan terpaksa bolos kuliah di minggu terakhir semester. Karena sebuah musibah sehingga mengharuskan saya -yang memang hanya seorang perantau- untuk pulang kampung. Pada nantinya musibah ini akan saya ceritakan di lembaran lain. Tugas dari dosen tidak ada yang kelewat. Sipp dehh semester satu ini. Ya karena saya harus bisa mendapatkan laptop gretongan tersebut. Trus motivasi kecil lainnya saya ingin membuktikan bahwa di usia saya yang sudah berumur ini ternyata kemampuan akademisnya nggak kalah dengan teman-teman yang usianya lebih muda dari saya. FYI, saya mahasiswa permepuan yang tergolong tua di kelas. Dua puluh empat tahun usia saya saat itu. Telat banget kan....??? umur segitu teman-teman saya sudah lulus S1... bahkan ada yang sudah lulus S2. Sedangkan saya...??? baru mau akan mengambil kuliah D3. Biarinlah... daripada nggak kuliah sama sekali.... harus mentok di D1. Ya mending kuliah lagi.

Saya ceritakan keinginan saya itu ke teman-teman dekat. Maksudnya sih supaya mereka mengamini keinginan saya. “Lumayan Ndru kalau dirimu bisa dapet laptop... setidaknya meringankan mahar untuk calon suamimu nanti... “, Celetuk teman saya. Mahar...??? memangnya kapan nikahnya sih...??? kok membahas mahar segala... teman saya rupanya masih kepikiran mahar saya. Saya menjadikan iming-iming laptop gratis ini sebagai motivasi kuliah. Benar-benar memberikan energi yang begitu kuat dalam diri saya. Berarti rajin dong belajarnya....??? Psssstttt.... belajarnya cuma pas UTS dan UAS. Maklum saya kan wanita kurir. Dari pagi sampai sore harus memeras keringat demi sebongkah berlian (maunya... wkwkwk....) dilanjutkan sore sampai malam maksimal jam setengah sepuluh kuliah. Nyampe kamar kos tinggal kangen-kangenan sama si kasur empuk. Zzzzzz....

“Mbak udah lihat nilai UTS belum...???”, Tanya seorang sahabat.

“Belum... takutt... kalau nilainya jelek...”

Bagi saya yang amat sangat mengharapkan laptop, melihat nilai UTS sangatlah menegangkan. Kalau sampai nilai UTS jelek berarti harapan untuk mendapatkan laptop kandas di tengah jalan. Soalnya jatah nilai UTS 30%. Lumayan kan... dalam hati terus berdoa sambil tetap membuka website kampus. Fffiuhhh... lega... nilai UTS nggak jelek-jelek amat.... juga nggak bagus-bagus amat... . Tinggal ditambah nilai UAS... diperbaiki dikit... insya allah kalau Allah mengijinkan bakalan mendapat laptop gretongan. Amin...

Seminggu sebelum ujian...

“Ndru cepat pulang... Pa’e wis sedo... mau shubuh...”, Suara mbak Anis di seberang sana.

Langsung ambrol seluruh pertahanan tubuh saya. Ya... seminggu sebelum UAS semester I bapak saya meninggal. Ujian yang sangat berat bagi saya. Di tengah-tengah obsesi saya untuk mendapatkan laptop, ternyata Allah menguji saya dengan meninggalnya bapak. Alhasil kuis-kuis yang diadakan seminggu sebelum UAS saya nggak bisa ikut. Pasrah sajalah... mungkin laptop itu belum menjadi rizki saya.

Sekembali dari kampung, saya segera menghubungi dosen tersebut. Saya melobi apakah saya bisa ikut kuis susulan sembari saya jelaskan alasan kenapa saya tidak ikut kuis. Alhamdulillah... bapak dosen tersebut menyetujui kuis susulan dengan syarat hanya untuk saya dan jangan bilang ke mahasiswa lain. Olala....

“Dah... laptopnya kecil banget... tulisannya sih netbook di kardusnya (*gaptek stadium IV...) ... nggak ada CD roomnya lagi... wahh... Osnya linux... yahh... mereknya g terkenal lagi... gimana sih katanya gratis laptop... kok dapetnya sekuprit gini... hadehhh”

Xixixixi... begitulah... kalau benda berteknologi canggih diberikan ke orang yang mengidap penyakit gaptek... jadi linglung... bingung mau diapain...

“Lho... tadi kan cuman diminimize... dokumennya kok ilang... aduhhh ngumpet dimana lagi... dohhh... susah bangetttt...”

Senin, 17 Januari 2011

Jadi Panitia Pernikahan nii...

Siapa di antara teman-teman yang jomblo...??? ngacungg... yang tinggi ya... g usah malu-malu... hi3...

mau cerita sedikit pengalaman jadi jomblo...

Saya dan teman-teman di Cengkareng yang masih jomblo tergabung dalam laskar Ijo Lumut. Pemimpinnya...??? yahh... g ada yang mau ngacungg... dengan sangat terpaksa saya mengambil alih tampuk pimpinan... tugasnya...??? ya mengkoordinir teman-teman. Ada yang butuh panitia pernikahan...??? kami siap membantu... ada yang sakit...??? kami mengkoordinir dana... ada yang butuh barengan ...??? kami selalu ada untuk anda... hayyahhh... slogannya... tapi memang begitu... kekompakan kami membuat iri teman-teman yang udah hengkang dari cengkareng. Ada yang ngerasa nggak diperhatiin di tempat yang baru... hiks... hiks... sedihnya...

Laskar Ijo lumut telah beberapa kali menerima permintaan menjadi panitia pernikahan. Bukan sembarang pernikahan lho... pernikahan islami lebih tepatnya... wah hebat dong...??? hebat apanya... kami diminta menjadi panitia pernikahan karena emang nggak ada yang lain. Udah pada sibuk sama keluarganya sendiri-sendiri... alhasil kamilah satu2nya kandidat kuat untuk menjadi panitia pernikahan. Coba mau ngelak pake alasan apa...??? nggak ada... anak...??? suami...??? ibu...??? nggak ada... ya... mayoritas anggota laskar ijo lumut adalah perantau... jadi bener-bener nggak ada alasan bagi kami untuk menolak tugas mulia itu... jadi nggak ikhlas dong...??? kan terpaksa... ikhlas lah... ikhlas kok... huuu... ikhlas kok diomongin... hi3...

Banyak banget suka duka menjadi panitia pernikahan islami. Lebih banyak yang mencemooh ketimbang yang ngacungin jempol. Banyak yang curiga kami adalah salah satu gerombolan teroris... apalagi melihat pakaian kami para panitia yang g ada seksi2nya. Pakaian lurus dari atas sampe bawah plus wajah polos tanpa dandanan. Ada yang nyeletuk acara pernikahan ini lebih mirip suasana takziyah. Hi3... salah kami juga masa' pembatas antara tamu perempuan dan laki-laki pake kain item. Ada yang nggrundel karena ngerasa ribet. Mau masuk aja harus beda pintu sama honey-nya. "lha nanti pulangnya gimana mbak...???" yah... si Ibu gaptek nih... kan ada hape ibu sayang... disms bapaknya... "Nggak bawa hape..." ... faktanya... si bapak tinggal minta tolong dipanggilin istrinya sama pihak panitia... " Yang itu tuh mbak... ibu2 yang pake baju ijo kerudung merah... " ...wahhh pakaian si ibu g matching nii... hi3... ternyata mudah kan...???

Walaupun banyak yang ngomongin tapi kami tetap harus ramah kepada para tamu. Tetep smile... "Maaf bu... lewat sini untuk tamu perempuan..."... "Silahkan bu..."... "Terima kasih bu..."... Itu untuk bagian penerima tamu. Lebih repot lagi bagian penunggu makanan. Mereka harus bolak-balik ke dapur untuk mengganti makanan yang udah abis... trus nyiapin piring-piring dan sendok... good job friends... begitu terus dari pagi sampe malem... lama amat yak...??? yah... begitulah di Jakarta... Pesta pernikahan diadakan dari pagi sampe malem... kecuali kalo di gedung.

Fffiuuhhh... legaa... kalo semuanya sudah selesai... apapun hasilnya yang penting kami sudah memberikan yang terbaik. Saatnya melahap makanan dan pulaangg.... .

Keinginan saya pribadi nii... saya pingin kami punya kain tebal dan panjang warna pink trus diberi rampel. emang buat apaan...??? he3... itu kain ya buat pembataslah... pembatas antara tamu perempuan dan laki-laki. Jadi siapapun yang menikah bisa pake kain itu... semoga terlaksana... (mikir... berapa meter ya...??? harganya semeter berapa ya...???)