Rabu, 22 September 2010

Ironi Pernikahan...

Sepertinya di tahun 2010 ini tidak henti-hentinya undangan pernikahan berhenti mengalir. Semenjak awal Januari sampai dengan sekarang. Selamat bagi yang melangsungkan pernikahan. Semoga pernikahannya penuh berkah dan kelak melahirkan pejuang-pejuang tangguh Islam. Amin. Namun melihat berbagai resepsi pernikahan yang dilangsungkan ada sedikit kepedihan di hati. Seperti inikah seharusnya sebuah resepsi pernikahan...??? Penuh kemewahan dan tidak memperhatikan syara'.

Mungkin bagi sebagian besar orang, pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan selayaknya hanya terjadi sekali seumur hidup. Maka sudah sepantasnyalah kalo perhelatan yang sakral ini harus digelar secara besar-besaran. Tanda syukur. Kemaren saya baru terlibat dalam sebuah perbincangan telepon dengan teman saya yang akan melangsungkan pernikahan bulan Nopember. Beliau menanyakan kepada saya salon yang bisa menyewakan gamis pengantin. terus terang saya tidak tahu. Tetapi saya bisa menemani beliau untuk meminjam ke teman2 yang mempunyai gamis pengantin. Ternyata beliau menolak dan lebih memilih mencari di butik. Di butik pasti kan mahal. Dan saya tahu ekonomi beliau. ffiuhh... ada sedikit kesal. Banyak juga cerita dari teman-teman ada yang rela pinjam di bank untuk bisa melangsungkan sebuah pernikahan. Berpuluh-puluh juta. Kenapa harus sampai meminjam bank segala...??? kenapa tidak memakai uang yang ada saja...??? Hal itu selalu berkecamuk di hati saya. Menurut saya hal itu sebuah pemaksaan. Memaksakan sesuatu yang tidak ada. Dan tentu saja sebuah pemborosan dan kemubadziran. Menikah bisa kok dengan uang secukupnya. Yang penting sah dan makan2 secara sederhana saja. Menyesuaikan dengan kondisi per-uangan lah... . Bukan malah sebaliknya, uang yang menyesuaikan pernikahan.

Belum lagi pesta yang tidak memperhatikan syara'. Campur baur... laki2-perempuan tumplek blek menjadi satu. Trus diiringi dengan musik yang gedumbrangan... ciri khas musik pernikahan. Baju pengantin wanita yang super duper ketat... harga selangit... dengan kerudung dililit mencekik leher. Waduh bagaimana ini... kemana menghilangnya dalil2 kewajiban menutup auratnya...??? seakan-akan semuanya lenyap... hanya gara-gara sebuah pernikahan. fffiuuhh... Jangan terlalu mempersulit sebuah pernikahan lah. Insya alllah pernikahan itu sederhana kalo kita mau menyederhanakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar