Kamis, 29 Desember 2011

My Vision Board... He3...

Tahun 2011 segera berakhir. Lebih tepatnya tinggal tiga hari saja. banyak hal terlewat di tahun 2011. Ya sudahlah... yang penting di tahun 2012 nanti lebih baik lagi. Nha... untuk itulah saya bikin papan visi. Semoga dengan adanya papan visi ini bisa tambah semangat dalam mewujudkan target. Papan visi ini masih belum sempurna. Masih ada yang belum ditempel karena kertasnya nggak cukup. Belum beli lagi... hi3... . Ditulisnya dengan bahasa Inggris yang masih acak-acakan (Kapan pinternya ya...???). ^_^

1. Menjadi Penulis Ideologis Islam
Pinginnya sih jadi penulis. Penulis apa saja. Tapi setelah mengikuti workshop kepenulisan di kampus STT PLN semuanya berubah. Saya hanya ingin menjadi penulis Ideologis. Para penulis yang hadir waktu itu adalah Ustadz Felix Y Siauw, Salman Iskandar, dan Sayf Muhammad Isa. Para penulis Ideologis yang hebat. Semua paparan yang disampaikan mereka benar-benar menghipnotis saya sehingga di kepala saya cuma ada satu keinginan yaitu menjadi penulis Ideologis Islam. (Hi3... di papan visi nulis bahasa Inggrisnya salah... )

2. Menikah dengan Ikhwan yang berideologi pada bulan Maret 2012
Maret...??? berarti sudah ada calonnya dong...??? ya pastinya sudah ada... sudah dipersiapkan sama Allah. Cuma satu kekurangannya kami belum dipertemukan. He3... intinya belum ada calon... belum ta'aruf. Lha kok Maret...??? ya nggak apa-apa kan...??? namanya juga papan visi. Paling kalau nggak pas Maretnya ya meleset sedikitlah. Makanya minta do'anya... semoga dipermudah.... . Amin...

3. Pergi ke Jepang
Kalau yang satu ini impianku yang entah kapan terwujudnya. Nggak tau bagaimana caranya agar saya bisa ke sana. Pinginnya sih gratisan. Tapi bagaimana...??? Memang ada hadiah lomba jalan-jalan ke Jepang...??? he3... . Kenapa Jepang...??? Yah karena di kepala saya banyak termasuki kartun dan film Jepang. Jadi Jepanglah negara yang ingin saya kunjungi bukan negara lainnya.

Nha itu dia papan visi saya... semoga terwujud... amin...





Jumat, 16 Desember 2011

Guru Bahasa Indonesia "Dadakan"...

Aduhh... nggak lagi-lagi deh aku terjebak dalam situasi kayak begitu. Bayangkan teman... aku yang notabene bukan guru sekolah dengan tiba-tiba ditodong mengajar Bahasa Indonesia. Jadwal sebenarnya sih Bahasa Inggris kelas 9 SMP. Yah... paling membahas soal-soal secara mereka sedang menghadapi ujian semester di sekolah. Ternyata...


"Miss ngajar Bahasa Indonesia ya... Mereka besok ujian Bahasa Indonesia di sekolah...", Kata Mr. Frendy.

"Bukunya...??? Apa saja yang harus dibahas...???", Tanyaku.

"Pakai buku sekolah mereka saja. Trus dibikin tanya jawab.", Jelas Beliau.


Dengan terpaksa aku masuk ke kelas yang berisi gabungan anak kelas 8 dan 9 SMP. Aku tanya buku sekolahnya mana eh ternyata tak ada satupun dari mereka yang membawa buku pelajaran sekolah. Di modul Bimbel jelas tidak ada karena pelajaran Bahasa Indonesia tidak termasuk yang diajarkan di Bimbel ini. Waduh... mau dibikin kayak gimana pelajaran Bahasa Indonesianya. Mikir... muter otak... cling...


Akhirnya aku menyuruh mereka membuat kalimat dengan kata-kata yang sengaja aku buat susah. Nggak susah sih sebenarnya kan mereka sudah tingkat SMP. Kata-kata itu diantaranya takluk, fatamorgana, rehabilitasi, dan pesimis. Plus aku minta mereka membuat tulisan tentang impian terbesar yang mereka miliki. Dari enam anak yang bisa dengan sempurna mengerjakan dan benar kalimatnya cuma satu orang. Anak laki-laki dari kelas 8 SMP. Plok... plok... plok... salut... Memang anak ini yang paling terlihat serius belajar dibandingkan yang lain. Trus yang lain...???


"Miss... besok itu soalnya pilihan ganda bukan essai... nggak akan keluar soalnya Miss itu...", Kata salah satu anak

"Iya Miss... bikin kek soal pilihan ganda..."

"Miss di sekolah itu pelajarannya bukan kayak gitu... materinya cerpen, puisi, pokoknya gitulah..."

"Ok... sekarang mana buku pelajaran sekolah kalian...??? kalian nggak bawa kan...??? Pelajaran Bahasa Indonesia itu pelajaran praktek. Praktek menulis, berkomunikasi, dan berbicara di depan umum. Dari membuat kalimat sederhana itu kalian bisa belajar kalimat baku dan tak baku, kalimat transitif dan intransitif. Coba deh dikerjakan dulu. Bukankah sejak pertama kali kalian belajar Bahasa Indonesia di SD sudah diajari membuat kalimat...???", Jelasku panjang lebar

"Yah... Miss... tau gitu mending belajar IPA deh...", Jawab salah satu anak-anak.

"Hi3... emang dikiranya enak belajar Bahasa Indonesia...???", Batinku.

"Oiya tau nggak soal-soal pilihan ganda itu telah membuat kalian menjadi manusia instan. Nggak mau mikir lama. kalau lagi beruntung tinggal tengok kanan-kiri sudah bisa terisi lembar jawabannya. Berbeda dengan soal-soal essai. Membutuhkan proses berpikir. Dan dari jawaban yang tertulis itu nampak sudah sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.", Jelasku lagi.


Fffiuhh... dalam hati menyayangkan sistem pendidikan di negeri ini. Semuanya serba instan. Efeknya anak SMP begitu diminta untuk membuat kalimat saja bingungnya setengah mati. Mau dikemanakan nasib mereka sebagai penerus bangsa.


"Miss belum selesai.... gimana nih...???"


Ya... cuma membuat 4 kalimat saja butuh waktu 1,5 jam. Bagaimana bisa menulis karangan...??? seharusnya hal ini bisa menjadi koreksi bagi para petinggi Diknas untuk memperbaiki sistem pendidikan di negeri ini.


Fffiuhhh... selesai sudah tugas mengajar Bahasa Indonesia...


Cengkareng, 15/12/2011

Kamis, 01 Desember 2011

Pengen Resign... Part 2

Mendekati penghujung akhir tahun 2011 keinginan saya untuk resign bergejolak lagi. Keinginan itu meletup-letup seperti gunung merapi yang mau memuntahkan laharnya. Semakin hari saya merasa jiwa saya tidak sepenuhnya berada di kantor tempat kerja saya. Bawaannya setiap hari males dan capek. Sama sekali tidak ada semangat baru. Fffiuuhhh...

Saya ingin ketika bekerja itu enjoy dan setiap hari senantiasa ada semangat baru. Dan ini tidak saya dapatkan ketika saya bekerja di kantor. Saya ingin sekali berani melangkahkan kaki keluar. Dan menghadapi segala resiko yang pastinya sangat berat. Tapi untuk saat ini saya masih ragu-ragu. Saya butuh dukungan dari orang-orang di sekitar saya. Saya mengharapkan kata " Ya Ndru silakan keluar kalau memang itu keinginanmu... yakinlah Allah akan menolongmu... ". Haduuhhh... pasti saya akan keluar dengan hati mantap. Saya tidak butuh uang tapi hanya butuh dukungan. Walaupun sebenarnya dari segi finansial ini yang juga membuat saya ragu. Apakah saya bisa menggantungkan hidup selain dari pekerjaan ini...??? secara saya adalah anak perantauan. Hwaaa... sedihnya hidup di era kapitalisme kayak gini. Apa-apa standarnya materi/uang.

Sempat membicarakan masalah ini dengan keluarga dan masih terdengar nada keberatan. Walaupun akhirnya kata "terserah..." yang saya dapatkan. Tapi belum ada keikhlasan di sana. Pengen banget bisa membuktikan bahwa saya bisa lho mendapatkan penghasilan dari pekerjaan lain. Ya... walaupun gajinya tentu jauh bila dibandingkan dengan pekerjaan saya di kantor. Ah saya tidak peduli dengan jumlah gaji. Yang penting cukup untuk bayar kos dan makan. " Ndri sebenarnya yang membuatmu belum berani keluar kerja ya dari dirimu sendiri. Dirimu sendiri itu masih ragu-ragu. Cobalah untuk berani melangkah....", Kata salah satu teman saya. Ffiuhhh... memang benar kata teman saya itu.

Ya Allah berikan jalan yang terbaik untuk hambamu ini dan berikanlah kemantapan hati untuk melangkah...