Jumat, 16 Desember 2011

Guru Bahasa Indonesia "Dadakan"...

Aduhh... nggak lagi-lagi deh aku terjebak dalam situasi kayak begitu. Bayangkan teman... aku yang notabene bukan guru sekolah dengan tiba-tiba ditodong mengajar Bahasa Indonesia. Jadwal sebenarnya sih Bahasa Inggris kelas 9 SMP. Yah... paling membahas soal-soal secara mereka sedang menghadapi ujian semester di sekolah. Ternyata...


"Miss ngajar Bahasa Indonesia ya... Mereka besok ujian Bahasa Indonesia di sekolah...", Kata Mr. Frendy.

"Bukunya...??? Apa saja yang harus dibahas...???", Tanyaku.

"Pakai buku sekolah mereka saja. Trus dibikin tanya jawab.", Jelas Beliau.


Dengan terpaksa aku masuk ke kelas yang berisi gabungan anak kelas 8 dan 9 SMP. Aku tanya buku sekolahnya mana eh ternyata tak ada satupun dari mereka yang membawa buku pelajaran sekolah. Di modul Bimbel jelas tidak ada karena pelajaran Bahasa Indonesia tidak termasuk yang diajarkan di Bimbel ini. Waduh... mau dibikin kayak gimana pelajaran Bahasa Indonesianya. Mikir... muter otak... cling...


Akhirnya aku menyuruh mereka membuat kalimat dengan kata-kata yang sengaja aku buat susah. Nggak susah sih sebenarnya kan mereka sudah tingkat SMP. Kata-kata itu diantaranya takluk, fatamorgana, rehabilitasi, dan pesimis. Plus aku minta mereka membuat tulisan tentang impian terbesar yang mereka miliki. Dari enam anak yang bisa dengan sempurna mengerjakan dan benar kalimatnya cuma satu orang. Anak laki-laki dari kelas 8 SMP. Plok... plok... plok... salut... Memang anak ini yang paling terlihat serius belajar dibandingkan yang lain. Trus yang lain...???


"Miss... besok itu soalnya pilihan ganda bukan essai... nggak akan keluar soalnya Miss itu...", Kata salah satu anak

"Iya Miss... bikin kek soal pilihan ganda..."

"Miss di sekolah itu pelajarannya bukan kayak gitu... materinya cerpen, puisi, pokoknya gitulah..."

"Ok... sekarang mana buku pelajaran sekolah kalian...??? kalian nggak bawa kan...??? Pelajaran Bahasa Indonesia itu pelajaran praktek. Praktek menulis, berkomunikasi, dan berbicara di depan umum. Dari membuat kalimat sederhana itu kalian bisa belajar kalimat baku dan tak baku, kalimat transitif dan intransitif. Coba deh dikerjakan dulu. Bukankah sejak pertama kali kalian belajar Bahasa Indonesia di SD sudah diajari membuat kalimat...???", Jelasku panjang lebar

"Yah... Miss... tau gitu mending belajar IPA deh...", Jawab salah satu anak-anak.

"Hi3... emang dikiranya enak belajar Bahasa Indonesia...???", Batinku.

"Oiya tau nggak soal-soal pilihan ganda itu telah membuat kalian menjadi manusia instan. Nggak mau mikir lama. kalau lagi beruntung tinggal tengok kanan-kiri sudah bisa terisi lembar jawabannya. Berbeda dengan soal-soal essai. Membutuhkan proses berpikir. Dan dari jawaban yang tertulis itu nampak sudah sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.", Jelasku lagi.


Fffiuhh... dalam hati menyayangkan sistem pendidikan di negeri ini. Semuanya serba instan. Efeknya anak SMP begitu diminta untuk membuat kalimat saja bingungnya setengah mati. Mau dikemanakan nasib mereka sebagai penerus bangsa.


"Miss belum selesai.... gimana nih...???"


Ya... cuma membuat 4 kalimat saja butuh waktu 1,5 jam. Bagaimana bisa menulis karangan...??? seharusnya hal ini bisa menjadi koreksi bagi para petinggi Diknas untuk memperbaiki sistem pendidikan di negeri ini.


Fffiuhhh... selesai sudah tugas mengajar Bahasa Indonesia...


Cengkareng, 15/12/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar